Sabtu, 14 April 2012

Pembantaian Yehezkiel Pasal 9

“Maka aku tampak seorang malaikat yang lain naik dari sebelah timur, sambil memegang meterai dari Allah yang hidup itu; maka berserulah ia dengan suara keras kepada keempat malaikat itu yang telah dikaruniakan kuasa untuk merusakkan bumi dan lautan,

“Katanya, Janganlah merusakkan bumi, atau lautan, atau pun pohon-pohon kayu, sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kita pada dahi-dahi mereka.

“Maka aku dengar angka bilangan mereka yang dimeteraikan itu; maka telah dimeteraikan seratus empat puluh empat ribu dari semua suku bangsa bani Israel.” (Wahyu 7 : 2 – 4 ).

Rahasia mengenai pemeteraian mereka yang 144.000 itu mungkin adalah gambaran yang lebih tajam daripada setiap masalah Alkitab yang membingungkan. Teori demi teori yang dikemukakan bahkan makin mempersulit pemecahannya dan membingungkan kebenarannya. Tidak ada satupun gereja Kristen yang tampaknya berhasi melepaskan diri dari pertikaian, yang karena timbulnya banyak pandangan yang berbeda-beda itu telah hanya meningkatkan keretakan di dalam dunia Protestan.

Ini telah menjadi sangat disesalkan, dan terlebih lagi antara kita sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, karena sudah lama utusan Tuhan menasehatkan kepada kita untuk “berjuang dengan segala kekuatan yang telah dikaruniakan Allah kepada kita supaya tergolong di antara 144.000 itu” (Review and Herald, March 9, 1905), dan kemudian dengan rapih meletakkan di dalam tangan kita pengetahuan yang perlu bagi waktu itu kemudian menyajikan megnenai kapan dan dimana, mengapa dan apa sebenarnya pemeteraian itu.

Tuhan mengungkapkan, bahwa “Pemeteraian hamba-hamba Allah ini adalah sama dengan apa yang diperlihatkan kepada Yeheskiel dalam khayal.” – Testimonies to Ministers, p. 445. (Bacalah Yeheskiel pasal 9).

Dan dalam perluasan masalah itu utusan itu menulis sebagai berikut : “Terutama dalam pekerjaan penghabisan bagi sidang dalam masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu yang akan berdiri dengan tiada bercacat cela di hadapan tahta Allah, mereka akan  sangat sedih merasakan kesalahan-kesalahannya umat Allah.” – Testimonies, vol. 3, p. 266.

Demikian itulah, maka pemeteraian itu akan terjadi di dalam sidang karena sebab “kekejian-kekejian” yang dilakukan di tengah-tengahnya. Oleh sebab itu, maka penyingkiran orang-orang yang ikut melakukan kekejian-kekejian itu akan merupakan pekerjaan penghabisan baginya (sidang), bukan bagi dunia.

Dalam kunci pengetahuan ini di tangan, maka sidang sudah harus maju di bawah terang bersama-sama dengan berkembangkan Kebenaran dan pada waktu yang ditentukan akan mampu mengungkapkan rahasia itu. Tetapi karena lalai mematuhi suara Tuhan untuk demikian berjalan dalam Terang lalu maju dari pengetahuan yang satu ke pengetahuan lainnya, maka ia (sidang) telah kehilangan jalannya sehingga akibatnya selama bertahun-tahun lamanya ia seolah-olah telah mengembara di dalam padang belantara berbagai teori.

Dan sementara ia berada dalam kebingungan terhadap masalah itu, maka Roh Kebenaran menyatakan diam terhadapnya untuk kemudian menjadi “fasih lidah.” Tetapi sampai kapankah fasih lida? Untuk selamanyakah? – Jelas tidak, melainkan hanya sampai Tuhan sendiri kelak membuka gulungan suratan itu, maka pemeteraian itu dimulai, dan masalah itu menjadi kebenaran sekarang. Kemudian diam tidak mungkin lagi merupakan fasih lidah; kenyataannya, bahkan tidak mungkin – tidak jika pernah ada 144.000 untuk dimeteraikan dan dipersiapkan untuk berdiri bersama-sama dengan Anak Domba di Gunung Sion (Wahyu 14 : 1).

Suatu pengetahuan yang menyeluruh terhadap masalah ini harus sama besar pentingnya dengan suatu pengetahuan luas terhadap Daniel 7, Wahyu 13 dan 17, Pekabaran-Pekabaran Tiga Malaikat dari Wahyu pasal 14, atau setiap rahasia atau nubuatan Alkitab lainnya yang telah diungkapkan. Dan bagaimanakah mungkin seseorang dapat meloloskan diri dari pembantaian itu jika tidak ia mengerti apa artinya pemeteraian atau pembubuhan tanda itu, kapan ia itu terjadi, dan dimana ia itu akan jadi?

Demikian itulah sementara di satu pihak terlihat amat perlu dan karena itu secara mutlak pasti Ilham mengungkapkan sepenuhnya masalah itu pada masa pekerjaan penghabisan bagi sidang, maka di lain pihak terlihat dengan sendirinya sangat tidak mungkin bagi seseorang menemukan seluruh kebenaran itu sebelumnya.

Setiap pemikir tentunya mengerti bahwa untuk dapat mengumumkan kebenaran dari masalah itu sebelum waktunya, sudah akan meninggalkannya secara sia-sia, tidak bernilai apapun, dan tidak efektif, sama seperti mengumumkan kebenaran tentang patung binatang itu bertahun-tahun sebelumnya atau pada sesuatu saat setelah ia melaksanakan pekerjaan penipuannya. Tetapi pada tepat jam yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu pada saat Ilham mengungkapkan rahasia itu, maka semua orang dapat memandang akan kebenaran itu lalu memanfaatkannya. Dengan gembira, kita kemudian dapat secara bijaksana berjuang untuk tergolong di antara rombongan yang tidak bercacat cela ini, lalu dapat dimeteraikan bersama-sama dengan mereka, jika kita jujur dan tetap bertahap terus mengikuti untuk mengetahui kebenaran itu pada waktunya.

Seseorang bertanya, “Kapankah pekerjaan penghabisan ini bagi sidang akan dimulai?” --- Jelas, ia itu sudah berjalan. Terang sedang dicurahkan atas pokok masalah itu, sambil melenyapkan semua kegelapan yang sudah lama menyelimutinya. Karena dengan sendirinya telah menjadi kebenaran sekarang untuk menerangi jalan  dimana 144.000 itu akan “mengikuti Anak Domba itu kemana pun Ia pergi” (Wahyu 14 : 4), maka kebenaran itu harus diberitakan bagaikan di atas puncak-puncak rumah.

Dalam tahun 1844, sebagaimana semua orang Masehi Advent Hari Ketujuh ketahui, Nyonya White telah memperoleh sebuah khayal tentang mereka yang 144.000 itu, menandakan permulaannya malaikat pembawa meterai itu naik dari sebelah timur (Wahyu 7 : 2 – 4). Kemudian dari waktu itu dan seterusnya ia terus naik, dan orang-orang suci terus menunggu kedatangannya. Akhirnya, dalam tahun 1929, oleh perantaraan Pelajaran-Pelajaran Sekolah Sabat Tuhan telah mengumumkan di selurh madzab gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, bahwa malaikat itu telah tiba. Kemudian gulungan suratan itu mulai terbuka dan kehadiran malaikat itu mulai dirasakan oleh banyak orang dari mereka yang gelisah mengharapkan kebenaran dan pembenaran.

Kemudian pertanyaan lainnya : “Bagaimanakah dapat kami ketahui dengan pasti bahwa terbitan ini dan rekan terbitan-terbitannya yang lain adalah hasil yang murni dari gulungan suratan yang terbuka itu yang berasal dari malaikat pembawa meterai yang datang itu?” – Mudah saja jika penanya itu dalam hal ini sewaktu menguji berpegang teguh pada semua Injil yang relevan dan kesaksian ilham lainnya. Maka jika sekiranya ia itu demikian, maka satu-satunya kesimpulan yang dapat dipegang ialah bahwa jam penentuan Ilahi yang telah lama dinanti-nantikan itu telah tiba, dan bahwa penertiban ini adalah alat yang digunakan Ilham untuk memberitakan secara luas peristiwa itu kepada umat Allah.

Oleh karena, sebagaimana sudah kita saksikan sebelumnya dari Roh Nubuatan, pemeteraian dan pembantaian itu akan terjadi di dalam sidang selama pekerjaan penghabisan baginya, maka keduanya itu tidak mungkin jadi mendahului saat sekarang ini. Dan nubuatan itu sendiri menunjukkan, bahwa pemeteraian itu harus dimulai pada sesuatu saat apabila kehidupan kerohanian sidang berada pada pasang surut yang terendah, apabila ia dicemari dengan dosa – dalam “kejahatan ….. yang sangat besar.” Yeheskiel 9 : 9. Karena itulah kondisinya yang tercemar yang mendorong suatu Allah Yang Suci untuk melakukan di tengah-tengahnya pekerjaan pembubuhan tanda, yaitu pemeteraian orang-orang suci, dan pekerjaan penyingkiran orang-orang berdosa dari antara mereka.

Bagaimanakah ia (sidang) memulai untuk mencapai kondisi ini? --- Hamba Tuhan dengan sedih menjawab sebagai berikut :

“Tuhan belum menutup Sorga dari kita, namun jalan kita sendiri yang terus menerus murtad telah  memisahkan kita dari Allah. Kesombongan, tamak, dan cinta akan dunia ini telah hidup di dalam hati tanpa takut akan pembuangan atau hukuman. Dosa-dosa yang sangat menyedihkan dan dosa-dosa kesombongan telah tinggal menetap di antara kita. Namun pendapat umum mengira bahwa sidang sedang berkembang maju, dan bahwa kedamaian dan kemakmuran rohani terdapat di dalam semua perbatasannya.

“Sidang telah berbalik dari mengikuti Kristus Pemimpinnya, dan sedang terus menerus mundur menunju Mesir. Namun ada sebagian kecil yang waspada atau tercengang karena mereka kekurangan kuasa rohani. Keragu-raguan dan bahkan ketidak-percayaan terhadap kesaksian-kesaksian dari Roh Allah sedang meracuni gereja-gereja kita dimana-mana.” – Testimonies, vol. 5, p. 217.

“Kita sudah berjalan menyimpang dari petunjuk-petunjuk jalan yang lama. Marilah kita kembali. Jika Tuhan itu Allah, berbaktilah kepada-Nya; jika Baal, berbaktilah kepadanya. Pihak manakah yang hendak anda pilih?” – Testimonies, vol. 5, p. 137.

“Sementara Yesus memandang pada keadaan para pengikut-Nya di waktu ini, Ia melihat sifat-sifat tidak mengenal terima kasih yang rendah, berbagai upacara formalitas yang hampa, ketida-jujuran yang munafik, kesombongan Farisi dan kemurtadan.” – Testimonies, vol. 5, p. 72.

“Siapakah dengan jujur dapat mengatakan, bahwa ‘Emas kita sudah teruji di dalam api; pakaian-pakaian kita tidak ternoda oleh dunia’? Aku tampak pembimbing kita menuding pakaian-pakaian mereka yang disebut orang-orang benar itu. Sambil menelanjangi mereka Ia menyajikan secara terbuka kekotoran mereka itu di bawah. Kemudian firman-Nya kepadaku : ‘Tidakkah engkau melihat bagaimana mereka itu dengan berpura-pura menutup-nutupi kekotoran dan kebusukan tabiat mereka? “Bagaimana sampai negeri yang setia itu menjadi seorang pelacur?” Rumah Bapa-Ku telah  dijadikan sebuah rumah dagang, yitu suatu tempat dari mana kehadiran dan kemuliaan ilahi telah lenyap! Karena sebab inilah terdapat kelemahan, dan tidak ada kekuatan.’” – Testimonies, vol. 8, p. 250.

Demikianlah dengan kepastian yang memalukan kita disuruh melihat dan mengakui bahwa kondisi sidang “adalah menyedihkan pada pemandangan Allah.” – Testimonies, vol. 3, p. 253.

Dan itulah suatu kenyataan yang diakui secara menyedihkan di antara semua orang yang sudah tahu dan jujur di seluruh Madzab Organisasi, bahwa walaupun ia (sidang) selama bertahun-tahun lamanya telah terus menerus turun kerohaniannya, ia ternyata belum pernah mencapai tingkatnya serendah sekarang dimana ia hampir-hampir tidak lagi dapat mempertahankan satupun ciri-ciri perbedaannya yang semula dari dunia.

Ratapan Suara Ilham mengatakan : “Mati rohani telah  menghinggapi umat, yaitu mereka yang seharusnya sedang memanifestasikan hidup dan semangat yang bernyala-nyala, kesucian dan penyerahan diri, oleh membaktikan diri yang sangat bersungguh-sungguh kepada kepentingan kebenaran. Berbagai kenyataan mengenai kondisi umat Allah yang sebenarnya, telah berbicara lebih jelas daripada pengakuan mereka, dan telah membuktikan bahwa sesuatu kuasa telah memotong putus tali kawat yang menambatkan jangkar mereka pada Batu Karang Kekal itu, dan bahwa mereka sedang hanyut ke lautan bebas tanpa peta ataupun kompas.” – Christ Our Righteusness, p. 36 (1941 edition)

“Laki-laki dan wanita-wanita berada dalam jam-jam terakhir masa kasihan, tetapi pun mereka bersikap masa bodoh dan dungu, dan para pendeta tidak mampu untuk membangunkan mereka; mereka sendiri pun tidur. Pengkhotbah-pengkhotbah yang tertidur berkhotbah kepada suatu umat yang tidur!” – Testimonies, vol. 2, p. 337.

Memang, “sedang diakui sekarang di dunia bahwa orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh sedang meniupkan trompet yang tidak menentu, sehingga mereka sedang ikut berjalan pada jejak orang-orang dunia.” – Testimonies to Ministers, p.86

Karena semuanya ini dan karena berbagai alasan lainnya, yang sebagiannya tidak kita ketahui, maka suatu Allah yang bersih dan Suci sedang “mengasah pedang-Nya di dalam Sorga untuk menumpas” orang-orang yang tidak berkeluh kesah dan menangis. “Ya kiranya setiap orang yang mengaku dirinya umat dapat menginsyafi akan pekerjaan pembersihan yang Allah sedang akan lakukan di antara umat-Nya!” – Testimonies, vol. 1, p. 190.

“Tandailah hal ini dengan seksama : Orang-orang yang menerima tanda kebenaran yang murni itu, yang dilaksanakan di dalam mereka oleh kuasa Roh Suci, yang dilambangkan oleh suatu tanda yang dibubuhkan oleh orang yang berpakaian kasah itu, ialah mereka “yang berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang dilakukan di dalam sidang.” – Testimonies, vol. 3, p. 267.

“Meterai Allah itu akan ditempatkan hanya pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan menangis karena berbagai kekejian yang dilakukan di tanah itu.” – Testimonie, vol. 5, p. 212.

Oleh sebab itu perlu, bahwa “sementara pemeriksaan pengadilan berlangsung di dalam sorga, sementara dosa-dosa orang-orang percaya yang bertobat disingkirkan dari kaabah, maka akan ada suatu pekerjaan pembersihan khusus, yaitu pembuangan dosa dari antara umat Allah di bumi.” – The Great Controversy, p. 425.

Kini karena pekerjaan khusus itu sedang berlangsung, maka tidak dapat diragukan lagi bahwa “hari-hari penyucian sidang itu sedang mendekat dengan cepatnya. Allah hendak memiliki suatu umat yang suci dan benar. Dalam penyaringan yang kuat itu yang segera akan jadi, kita akan lebih mampu untuk mengukur kekuatan Israel. Tanda-tanda mengungkapkan bahwa masa itu sudah dekat apabila Tuhan akan memanifestasikan bahwa kipas-Nya terdapat di dalam tangan-Nya, maka Ia hendak membersihkan seluruh lantai-Nya.” – Testimonies, vol. 5, p. 80.

Dalam suatu khayal yang dapat diingat lainnya mengenai pekerjaan yang sama yang mencemaskan ini, Nyonya White “menyaksikan malaikat-malaikat bergegas-gegas pergi datang di dalam sorga, yang turun ke bumi dan kembali naik ke sorga, bersiap-siap bagi kegenapan sesuatu peristiwa penting.


“Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya”, demikian lanjutnya, “bertugas turun ke bumi untuk menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga, dan memberikan kuasa dan tekanan kepada pekabarannya. Kuasa dan kemuliaan besar dikaruniakan kepada malaikat itu, maka sementara ia turun bumi akan diterangi dengan kemuliaannya. ……. Pekabaran ini tampaknya merupakan suatu tambahan kepada pekabaran yang ketiga. …….” – Early Writings, p. 277.

Dan Roh Kebenaran menegaskan : “Hanya mereka yang telah menahan cobaan dalam kekuatan dari Dia Yang Maha Kuasa itu yang akan diijinkan ikut serta dalam memberitakannya (Pekabaran Malaikat Ketiga) apabila ia itu kelak berkembang menjadi suatu seruan keras.” – The Review and Herald, Nov. 1908.

“Pokok persoalan besar yang sudah sedemikian dekat akan membuang keluar mereka yang bukan pilihan Allah, maka Ia akan memiliki suatu dinas kependetaan yang bersih, benar, yang disucikan yang siap bagi hujan akhir.” – B – 5 – 1886.

Mengapakah orang-orang berdosa diambil keluar dari antara orang-orang benar sebelum bumi diterangi dengan kemuliaan malaiat itu? – Sebab “satu saja orang berdosa akan dapat menyebarkan kegelapan yang akan mengeluarkan terang Allah dari seluruh perhimpunan orang banyak itu.” – Testimonies, vol. 3, p. 265.

Urut-urutan kenyataan-kenyataan yang jelas yang dikemukakan di sini menyimpulkan bahwa kita sekarang berada dalam “pekerjaan penghabisan bagi sidang, yaitu dalam masa pemeteraian mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu”; bahwa pemeteraian, pembubuhan tanda, penyaringan, pengguncangan, “pekerjaan khusus”, “peristiwa penting”, “pekerjaan penghabisan”, dan “pembersihan”, sekaliannya akan membawa akibat yang sama dalam pembinasaan orang-orang yang tidak memperoleh meterai. Memang, inilah persiapan bagi masa kesusahan, Seruan Keras, pekerjaan penghabisan bagi dunia.

Jadi jelaslah, bahwa pekabaran penghabisan bagi dunia itu akan disampaikan hanya oleh orang-orang yang setia saja, maka umat Allah selama masa bela-bela itu akan terpisah tersendiri tanpa satupun orang-orang yang tidak setia terapat di antara mereka.

Demikianlah pokok masalah 144.000 itu berikut masalah-masalah yang berkaitan dengannya yang sama-sama telah mencapai titik temunya itu, menunjukkan bahwa panggilan jam kesebelas untuk mendapatkan para pekerja bagi kebun anggur Tuhan itu kini sedang berlangusng, dan bahwa sekaranglah waktunya “untuk berjuang dengan segala kuasa yang telah dikaruniakan Allah kepada kita untuk tergolong di antara mereka yang 144.000 itu.” –The Review and Herald, March 9, 1905.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar